Selasa, 17 Maret 2015

PENGETAHUAN MATAKOGNITIF

Kalau kita menyimak secara jeli draf Kurikulum 2013, banyak hal-hal baru. Salah satunya adalah istilah pengetahuan metakognitif. Pencantuman pengetahuan metakognitif dapat kita lihat di halaman 29 dan 34. Halaman tersebut mendeskripsikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Ruang lingkup SKL adalah pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif (hal. 29). SKL domain pengetahuan di SD adalah memiliki pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. SKL domain pengetahuan di SMP adalah memiliki pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata. SKL domain pengetahuan di  SMA/SMK adalah memiliki pengetahuan prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian (hal. 34).

Kita telah mengenal pengetahuan fakta, konsep, dan prosedur saat kita mendapat penataran/workshop Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Saat itu, para Nara Sumber memperkenalkan kepada kita empat jenis pengetahuan, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tetapi, di daraf kurikulum 2013, pengetahuan prinsip tidak tercantum. Malah, yang muncul pengetahuan metakognitif. Pemahaman tentang istilah pengetahuan kognitif menjadi penting agar kita dapat memahami dan menerapkan Kurikulum 2013 dengan baik dan benar. Dalam tulisan ini, penulis akan berbagi pengetahuan tentang: pakar yang mamasukkan pengetahuan metakognitif serta alasan memasukkan pengetahuan metakognitif dalam jenis-jenis pengetahuan, pengertian pengetahuan metakognitif, dan jenis-jenis pengetahuan metakognitif.

Masuknya pengetahuan metakognitif
Masuknya metakognitif dalam pengklasifikasian (taksonomi)  pengetahuan, mengacu pada pendapat pakar pendidikan yang benama Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl dalam bukunya  A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives (Taksonomi untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian: Revisi Taksnomi Pendidikan Bloom) yang diterbitkan tahun 2001. Dua pakar inilah yang memasukkan metakognitif sebagai salah satu jenis pengetahuan. Bahkan, pakar tersebut menempatkan metakognitif pada urutan tertinggi di atas pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural.
Dua pakar itu berargumen bahwa pencantuman Pengetahuan Metakognitif dalam katagori dimensi pengetahuan adalah untuk mengadopsi hasil riset dan teori terbaru tentang signifikansi pengetahuan metakognitif dalam proses belajar. Hasil penelitian mengenai teori belajar kognitif dan konstruktivis sosial menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara pengetahuan metakognitif yang dipumyai pembelajar dengan penyelesaian tugas-tugas belajar mereka. Juga, mereka beralasan bahwa pengetahuan metakognitif dapat membekali peserta didik dengan berbagai pengetahuan yang dapat mereka gunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar tertentu sesuai dengan kemampuan diri, kondisi, serta konteks tugas-tugas tersebut.

Pengertian Pengetahuan Metakognitif
Metakognitif merupakan bagian dari kemampuan memonitor diri terhadap pengetahuan pribadi.  Monitoring mengacu pada cara kita mengevaluasi apa yang telah kita ketahui dan belum kita ketahui. Proses-proses yang terlibat dalam monitoring meliputi: 1) pertimbangan pemudahan belajar (easy of learning judgments); 2) pertimbangan perasaan mengetahui (feeling of knowing judgments); 3) pertimbangan hasil pembelajaran (judgment of goal learning); dan 4) keyakinan terhadap jawaban-jawaban yang diingat (confidence of retrived answered). Metakognitif adalah kemampuan tentang belajar bagaimana belajar, dan tahu bagaimana mengetahui.
Pengetahuan Metakognitif adalah pengetahuan tentang kognisi secara umum dan kesadaran akan, serta pengetahuan tentang kognisi diri sendiri. Pengetahuan Metakognitif meliputi pengetahuan umum yang dapat dipakai untuk beragam tugas, kondisi-kondisi yang memungkinkan pemakaian strategi, tingkat efektivitas strategi, dan pengetahuan diri (self-knowledge). Siswa yang memiliki pengetahuan kognitif berarti mengetahui bermacam-macam strategi untuk menyelesaikan tugas-tugas belajarnya. Contoh, siswa diberi tugas membaca.  Siswa yang mempunyai pengetahuan metakognitif  mengetahui macam-macam strategi membaca buku  sekaligus mengetahui berbagai strategi untuk memonitor dan mengecek pemahaman mereka saat membaca. Siswa juga mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka dalam membaca serta mengetahui motivasi mereka untuk menyelesaikan tugas membaca tersebut. Contoh lain, siswa akan menghadapi ulangan bentuk tes  pilihan ganda. Siswa yang mempunyai pengetahuan metakognitif mengetahui bahwa untuk menyelesaikan soal pilihan ganda, mereka hanya perlu mengenali jawaban yang tepat dan tidak perlu mengingat kembali informasi secara rinci seperti yang dibutuhkan dalam soal uraian. Pengetahuan Metakognitif ini akan mempengaruhi persiapan siswa tersebut menghadapi ulangan harian.

Jenis-Jenis Pengetahuan Metakognitif
Anderson dan Krathwohl mengklasifikasikan pengetahuan metekognitif menjadi 3 jenis, yaitu: 1) Pengetahuan Strategis; 2) Pengetahuan tentang Tugas-Tugas Kognitif; dan 3) Pengetahuan Diri. Pengetahuan Strategis adalah pengetahuan tentang strategi-strategi belajar dan berfikir serta pemecahan masalah. Pengetahuan tentang Tugas-Tugas kognitif adalah pengetahuan tentang kapan menggunakan strategi belajar, berfikir, dan pemecahan masalah pada kondisi dan konteks yang tepat. Pengetahuan Diri adalah pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri. Berikut ini adalah contoh-contoh jenis-jenis Pengetahuan Metakognitif.
Contoh Pengetahuan Strategis:
·         Pengetahuan bahwa mengulang-ulang informasi merupakan salah satu cara untuk menanamkan informasi.
·         Pengetahuan bahwa beraneka strategi mnemonik mempermudah menghafal (misalnya, untuk menghafal warna pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu menggunakan akronim “mejikuhibiniu”).
·         Pengetahuan tentang berbagai strategi elaborasi seperti memparafrase dan merangkum.
·         Pengetahuan tentang berbagai strategi pengorganisasian seperti menuliskan garis-garis besar dan menggambar diagram.
·         Pengetahuan untuk merencanakan strategi seperti merumuskan tujuan membaca, pengetahuan tentang strategi-strategi pemahaman dan pemonitoran seperti mengetes diri sendiri dan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri.
Contoh Pengatahuan Tugas-Tugas Kognitif:
·         Pengetahuan bahwa tugas mengingatkembali (misalnya, soal jawaban singkat) berbeda dengan tugas mengenali (misalnya, soal pilihan ganda).
·         Pengetahuan bahwa buku sumber lebih sulit dipahami dari pada buku teks atau buku populer.
·         Pengetahuan bahwa strategi elaborasi seperti memparafrase dan merangkum dapat membuahkan pemahaman yang mendalam.
·         Pengetahuan tentang norma-norma sosial, lokal dan umum, konvensional dan kultural untuk bagaimana , kapan, dan mengapa menerapkan strategi tertentu
Contoh Pengetahuan Diri
·         Pengetahuan bahwa dirinya mempunyai pengetahuan yang mendalam pada satu bidang, tetapi tidak mendalam pada sebagian bidang yang lain.
·         Pengetahuan bahwa dirinya cenderung mengandalkan strategi kognitif tertentu dalam situasi tertentu.
·         Pengetahuan yang akurat tentang kemampuan sendiri untuk menyelesaikan tugas tertentu.
·         Pengetahuan tentang minat pribadi pada tugas tertentu.
·         Pengetahuan tentang keputusan pribadi tentang menfaat suatu tugas.

Penutup.
Sebagai guru, memahami jenis-jenis pengetahuan metakognitif adalah penting. Tetapi, lebih penting lagi adalah  mengajarkan pengetahuan  ini pada peserta didik. Mengingat, pengalaman penulis menunjukkan bahwa siswa kita masih sangat lemah dalam penguasaan pengetahuan ini. Pengetahuan Metakognitif juga sangat bermanfaat bagi siswa yang melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau terjun ke masyarakat. Karena, dengan pengetahuan itu mereka mempunyai bekal untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang dijumpainya. Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin.


4 komentar:

  1. terima kasih atas tulisannya, masih bingung menentukan tentang metakognitif, misal: Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi oksidasi dan reduksi ... termasuk metakognitif apa bukan? kenapa?

    BalasHapus
  2. Msh bingung ttg metakognitif..

    BalasHapus
  3. terimaksih sangat bermanfaat dan jadi paham

    BalasHapus