Alat penilaian aspek berbicara, berbeda dengan aspek menulis. Demikian pula aspek membaca dan mendengarkan, tentunya juga diperlukan alat penilaian yang tidak sama. Ada materi-materi yang harus dinilai dengan bentuk tes, ada pula yang harus dilakukan dengan non-tes. Pada kompetensi berbicara, alat penilaian bentuk tes pilihan ganda tentu saja tidak tepat. Teknik penilaian unjuk kerja tepat untuk menilai kompetensi berbicara siswa, tetapi tidak tepat untuk menilai kompetensi menulis atau mendengarkan.
Setiap siswa mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam proses pembelajaran, tanpa memandang latar belakang siswa. Setiap siswa berhak untuk dievaluasi. Penilaian bebasis kelas menempatkan siswa pada posisi kesejajaran. Artinya, setiap siswa berhak memperoleh perlakuan yang sama. Penilaian berbasis kelas memungkinkan siswa berkembang secara individual. Oleh karena itu, guru harus mampu menyusun alat penilaian untuk semua siswa dengan segala karakteristiknya.
Alat penilaian yang baik adalah alat penilaian yang dapat dipahami secara baik oleh penilai maupun objek yang dinilai. Siswa perlu diberitahu prosedur penilaian yang akan dilakukan beserta kriteria penilaiannya. Keterbukaan ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk memperoleh hasil yang baik sehingga memotivasi cara belajar mereka. Keterbukaan juga memungkinkan siswa memahami posisi mereka dalam pencapaian kompetensi. Dengan prinsip keterbukaan, siswa mengetahui kelemahan dirinya, kemudian berusaha menutup kelemahan tersebut dengan belajar lebih giat lagi.
Penilaian kelas sebagai bagian integral proses pembelajaran. Artinya, penilaian harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Penilaian berbasis kelas tidak terbatas pada ruang dan waktu. Penilaian dilakukan untuk memperoleh informasi perkembangan dan kemajuan siswa dalam pencapaian kompetensi. Oleh karena itu, jika siswa belum mencapai kompetensi tertentu, guru harus mengulang hingga siswa menguasai kompetensi tersebut. Program perbaikan dan pengayaan adalah salah satu cara penilaian berkesinambungan.
Penilaian berbasis kelas harus tersusun dan terarah, sehingga hasilnya memberikan makna kepada semua pihak, khususnya siswa. Dengan penilaian berbasis kelas, siswa mengetahui kemampuan dan kekurangan dalam pencapaian kompetensi. Dengan demikian, guru atau orang tua dapat memberikan bimbingan sesuai kebutuhan siswa dalam upaya mencapai kompetensi.
Penilaian bebasis kompetensi diarahkan untuk perkembangan siswa secara menyeluruh, baik perkembangan kognitif, afektif maupun psikomotor. Oleh karena itu, guru harus menggunakan berbagai ragam penilaian, misalnya tes, penilaian produk, penilaian proyek, skala sikap, penampilan (performance) dan lainnya.
Hasil penilaian berbasis kelas tidak hanya diarahkan untuk memperoleh gambaran kemampuan siswa dalam pencapaian kompetensi melalui angka yang diperoleh, tetapi hasil penilaian harus memberikan umpan balik untuk memperbaiki proses agar pembelajaran berjalan secara optimal. Oleh karena itu, proses penilaian tidak semata-mata tanggung jawab guru. Siswa juga dilibatkan pada proses penilaian karena penilaian adalah bagian dari proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat dilakukan beragam teknik penilaian yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran tetapi teknik yang sering digunakan pada pembelajaran bahasa Indonesia, yakni penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian portofolio. Penjelasan tentang kelima teknik penilaian tersebut sebagai berikut:
a) Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa seperti: presentasi, diskusi, bermain peran, berpidato, dan membaca puisi. Cara penilaian ini dianggap lebih autentik daripada tes tertulis karena yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut; (1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan siswa untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi (2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai, (3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, (4) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga mudah diamati, (5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, bermain peran dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan siswa akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja siswa dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
a. Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh guru. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah guru hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Contoh daftar cek (check list) pada penilaian berbicara tampak pada rubrik di bawah ini:
Rubrik Penilaian Berbicara
No | Unsur yang dinilai | SKOR | |||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | |||
1 | Ekspresi Fisik a) Berdiri tegak melihat khalayak b) Mengubah ekspresi wajah sesuai perubahan pernyataan yang disampaikan c) Gerak tubuh dan gerak tangan (unsur kinestik) membantu memberikan penegasan | ||||||
2. | Ekspresi Suara a) Berbicara dengan kata-kata yang jelas b) Nada dan suara berubah-ubah sesuai pernyataan c) Berbicara cukup keras untuk didengar khalayak | ||||||
3 | Ekspresi Verbal a) Memilih kata-kata yang tepat untuk menegaskan arti b) Tidak mengulang-ulang pernyataan c) Menggunakan kalimat yang lengkap untuk mengutarakan satu pikiran d) Menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang penting | ||||||
Jumlah Skor |
Skor Perolehan
Nilai = ————————— x 100
Skor Maksimal
Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut :
1). Jika seorang siswa memperoleh skor 45-59 dapat ditetapkan sangat kompeten
2). Jika seorang siswa memperoleh skor 35-44 dapat ditetapkan kompeten
3). Jika seorang siswa memperoleh skor 30-34 dapat ditetapkan cukup kompeten
4). Jika seorang siswa memperoleh skor kurang dari 30 dapat ditetapkan tidak kompeten.
b) Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri atas tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
- Sikap terhadap materi pelajaran. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri siswa akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
- Sikap terhadap guru/pengajar. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Siswa yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, siswa yang memiliki sikap negatif terhadap guru akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
- Sikap terhadap proses pembelajaran. Siswa juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
- Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah rendahnya minat baca, berkaitan dengan materi kebahasaan. Siswa juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif agar mempunyai kegemaran membaca.
a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.
Contoh isi Buku Catatan Harian :
No. | Hari/ Tanggal | Nama Siswa | Kejadian (positif atau negatif) | Tindak Lanjut |
b. Pertanyaan langsung
Pertanyaan langsung berupa pertanyaan atau wawancara. Yang diharapkan dari pertanyaan langsung adalah sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan siswa tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai “Peningkatan Ketertiban”. Berdasarkan jawaban dan reaksi memberi jawaban dapat dipahami sikap siswa terhadap objek sikap.
c. Laporan pribadi
Penggunaan teknik ini adalah siswa diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapan tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, siswa diminta menulis pandangannya tentang “Kasus KKN” yang terjadi di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh siswa dapat dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
c) Penilaian Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Tes memiliki reliabilitas bila menghasilkan hasil-hasil yang konsisten selama beberapa kali pengadministrasian atau disajikan dengan beberapa macam bentuk (Arends, 2008: 218). Dalam menjawab soal siswa tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lainnya. Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
a. Memilih jawaban, yang dibedakan menjadi:
- pilihan ganda
- dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
- menjodohkan
- sebab-akibat
- isian atau melengkapi
- jawaban singkat atau pendek
- uraian
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Siswa mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
- Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diuji;
- materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum;
- konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas;
- bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
- Kemampuan pengelolaan : kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
- Relevansi : kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
- Keaslian : proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa.
PENILAIAN PROYEK
MENULIS KARYA TULIS SEDERHANA ( SMP )
KELOMPOK : ……….. / KELAS ……
Anggota: 1. ……………… 4. ………………..
2. ……………… 5. ………………..
3. ……………… NO. | TUGAS YG HARUS DIKERJAKAN | DISELESAIKAN TANGGAL | KETERANGAN | PARAF GURU |
1 | Membagikan angket dan interview | |||
2 | Menganalisis hasil angket | |||
3 | Menyusun Bab I | |||
4 | Menyusun Bab II | |||
5 | Menyusun Bab III | |||
6 | Menyelesaikan Laporan Awal – Daftar Pustaka | |||
7 | Penyerahan hasil |
e) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode, hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan siswa. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan siswa dapat menilai perkembangan kemampuan siswa kemudian melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, catatan perkembangan pekerjaan, hasil diskusi, hasil membaca buku/ literatur, hasil penelitian, hasil wawancara, dsb.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio, antara lain:
- Karya siswa adalah benar-benar karya sendiri. Guru melakukan penelitian atas hasil karya siswa yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya sendiri.
- Saling percaya antara guru dan siswa
- Kerahasiaan bersama antara guru dan siswa
- Milik bersama (joint ownership) antara siswa dan guru
- Kepuasan
- Kesesuaian
- Penilaian proses dan hasil
- Penilaian dan pembelajaran
Teknik penilaian portofolio memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Jelaskan kepada siswa bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
- Tentukan bersama siswa sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara siswa yang satu dan yang lain bisa berbeda.
- Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah.
- Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan siswa sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
- Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para siswa. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para siswa. Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan ejaan, pilihan kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, siswa mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
Contoh Rangkuman Penilaian Portofolio
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 1 Semester
Nama Siswa : _________________ Kelas/Smt
No | SK / KD | Skor | Prestasi | Keterangan | |
(1 – 10) | T | BT | |||
1. | Menanggapi siaran atau informasi dari televisi/radio | ||||
2. | Dst | ||||
Total Skor |
Setiap Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Kemudian Guru menjelaskan bobot dari setiap portofolio yang dibuat.
C. Penutup
Evaluasi pembelajaran yang berpihak pada pengembangan keterampilan berbahasa dan bersastra adalah evaluasi berbasis kelas karena pengambilan nilai berlangsung baik di dalam maupun di luar kelas. Penilaian harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Teknik penilaian berbasis kelas yang tepat untuk pembelajaran bahasa dan sastra adalah penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.
Daftar Rujukan :
- Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas. Jakarta: Depdiknas.
- Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
- Muijs, Daniel dan David Reynolds. 2008. Efective Teaching, teori dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
- Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Iplementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.
- Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
- Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
- Yamin, Martinis dan Bansu I. Ansari. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar